Meledaknya pipa gas milik Pertamina di kawasan kolam lumpur Lapindo menunjukkan betapa kacau-beliaunya manajemen pemerintah dalam menghadapi sebuah kondisi bencana. Tidak masuk di akal (menurut saya), bahwa pada sebuah kawasan yang dianggap berbahaya, Pertamina masih mengalirkan gasnya melalui saluran pipa yang berada di kawasan itu. Seharusnya, kalau memang benar pemerintah punya manajemen yang baik, Pertamina harus diperintahkan untuk menghentikan sementara pemfungsian saluran pipa gasnya sampai benar-benar diyakini bahwa tetap mengalirkan gas di instalasi yang berada di kawasan berbahaya itu adalah aman dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memang pengaliran gas itu penting, karena Pertamina memasoknya untuk PT. Petrokimia Gresik, Perusahaan Gas Negara dan sebagian PLN (sumber: gatra.com), tetapi seharusnya untuk kondisi luar biasa seperti ini, Pertamina perlu mengkaji masalah keamanan dan keselamatan secara lebih hati-hati. Apalagi pipa itu ada pada kedalaman hanya 1,5 meter dari permukaan tanah dan dalam kondisi tertutup lumpur panas dan juga tanggul, serta adanya mobilitas di permukaan yang di atas normal. Artinya, peluang untuk terjadinya kerusakan pada pipa tersebut sangatlah besar.
Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Panas, Basuki Hadimuljono, dalam Media Indonesia Online mengatakan bahwa relokasi pipa gas Pertamina ini sebenarnya sudah dimulai, tetapi masih pada tahap penelitian. Ia juga mengatakan bahwa belum tahu pasti pipa gas mana saja yang akan direlokasi, karena kewenangan merelokasi pipa tersebut ada pada pihak Pertamina.
Kalau begitu buat apa dibentuk tim nasional yang khusus seperti itu kalau tidak bisa membuat sebuah rencana menyeluruh yang bersifat mengikat semua pihak dalam menanggulangi bencana lumpur panas itu? Amburadul betul! Jelas bahwa banjir lumpur panas adalah kondisi luar biasa, artinya segala jenis kegiatan yang sensitif dan mengandung resiko akibat kondisi luar biasa ini harus dihentikan sementara, termasuk di dalamnya penyaluran gas melalui saluran pipa yang berada di kawasan tersebut. Toh prinsip keselamatan kerja juga seperti itu? Apalagi Pertamina bukanlah perusahaan kemarin sore yang baru seumur jagung dalam mengurusi masalah pipa-pipa gas ini, artinya Pertamina seharusnya sudah memperhitungkan bahwa resiko akan terjadi kerusakan pada instalasi pipa gas mereka besar kemungkinannya.
Ah! tapi sudahlah, namanya juga Republik Amburadul! yang dipikirkan kebanyakan hanya keuntungan sesaat saja! Saya sih hanya bisa turut berduka cita saja untuk para korban dan keluarganya, semoga saja ini merupakan kejadian terakhir yang memakan korban, dan semoga saja pemerintah bisa lebih serius mengurusi masalah yang sudah cukup berlarut-larut ini… amin!
Lah koq malah saya yang misuh-misuh? maap atuh euy…
masalah utama adalah kekikuhan pemerintah. misalkan tak ada bakrie di proyek lapindo, dan misalkan ical bukan menteri, juga misalkan ical bukan orang golkar, pemerintah juga tetap kikuk. kenapa? pemilik konsesi pertambangan adalah perusahaan besar dan juragan besar.
Kelihatan Pertamina nya yang gak mo tahu, wong jelas-jelas lumpur panas itu.
Shhhhhh…..
ah sudahlah, bisa darah tinggi juga saya, lebih enak mikirin malam minggu ini mo jalan kemana 🙂
republik amburadul… 🙂
sepertnya nyawa itu sesuatu yang tidak berharga di “republik amburadul”. kita baru bertindak jika nyawa sudah melayang, setelah itu menunggu lagi kapan nyawa melayang baru bereaksi…
Sebenarnya saya pengin menulis ttg hal ini, tapi alhamdulillah sudah diwakili oleh sampeyan. Yang saya nggak habis fikir, Pertamina seakan tidak tahu bahwa pipanya itu adalah sumber bahaya. Tidak tahu atau pura2 , ah, entahlah
pemerintah, pejabat, siapapun itu yg di atas, selalu punya jawaban di saat yg tak tepat.
+ lumpur meluber!
– ah, itu blow-out. nanti kita relief-well
+ makin hari makin banyak!
– oh, ini berarti gunung lumpur. memang begitu dari sononya. fenomena alam.
+ pipa gas meledak!
– yaa, itu karena land-subsidence. penurunan muka tanah.
bajingan, kalau emang udah tau, kenapa nggak bertindak dari dulu?
Ya gimana ga amburadul, Mas Agus ngomongnya aja seudah meledak (siul siul).
# Aji:
hahaha… saya kena skak nih…
kenapa indonesia gk amburadul apa banyak bencana yang menimpa nagara ini tolong d atasi