Piala Dunia 2006 di Jerman yang hak siarnya dipegang oleh SCTV menuai sebuah protes akibat pembawa acaranya. Setidaknya itu yang saya tahu setelah membaca beberapa berita di detik.com dan juga di blognya Priyadi. Tapi ada satu hal yang sumpah mati bikin saya ngakak tentang hal ini setelah membaca berita di detik.com dengan judul "3 Skenario Titik Soeharto di mata peneliti" yang memuat komentar seorang peneliti bernama Dr. Sukardi Rinakit dari Sugeng Sarjadi Syndicate:
Jujur saja, penampilan Titik mengganggu kenyamanan penonton. Masa bawain Piala Dunia pake blazer. Pakai kaos dong biar sporty. Saat lihat penampilannya, kepala saya pusing, apa-apaan ini?…
Asli lucu! masa hanya gara-gara blazer? Padahal di banyak televisi internasional, banyak reporter olah raga yang pakai jas waktu menyiarkan acara olah raga, termasuk juga olah raga sepak bola. Di TV Jerman saja reporternya tetap pakai jas dan blazer waktu menyiarkan acara secara langsung dari stadion tempat pertandingan itu berlangsung.
Sepertinya subjektif sekali penilaian si peneliti tersebut. Hanya karena yang menjadi pembawa acara seorang anak Soeharto, maka semuanya menjadi jelek dan bikin pusing apalagi karena pakaiannya yang tidak sporty. Padahal, selama pertandingan berlangsung, saya yakin mbak Titik tidak ikut berlari-lari di lapangan bola dengan blazernya.
Peneliti koq nggak mutu begitu komentarnya! Aneh! Bisa-bisanya orang yang punya komentar dangkal seperti itu jadi peneliti, bergelar Doktor pula! Komentarnya dimuat di media massa online seperti detik.com pula! hahaha…
Hahahahaa…
Sebenernya sih gw rasa bukan krn blazernya. Tp krn Titik gak terlalu bisa membawakan dirinya dlm hiruk pikuk sepakbola. Jadi yg nontonnya kurang mendapatkan nuansa pertandingan. Maksudnya, klo hostnya ngerti mau nanya apa ke komentator, kan penonton yg ketinggalan misalnya bisa catch up apa2 yg terjadi selama ketinggalan. Kurang informatif gituu…
masalah utamanya adalah kompetensi.. (dan kepatutan ?).. dia kelihatan sekali tidak mempunyai kemampuan untuk menjadi presenter (bola), sering sekali terlihat mengintip contekan.. dan sepertinya ada ‘sesuatu’ kenapa dia tampil.. Harusnya, level seperti dia cukup dibelakang layar (jadi sie konsumsi maksudnya… hehehhe).
Mau nonton bola atau nonton Titik?
titik!…
Memangnya selama ini kita ngeritik presenternya ya? 🙂
*lirik2 yg lain* kayanya bener krn titiknya sih. just wonder gaya ngomongnya masih klemar klemer kaya dulu gak? klo iya lebih2 lagi bete nungguinnya mmmm *dorrr*
Iya…banyak doktor yang merasa sudah jadi peneliti tapi malah bikin pusing. Coba kita simak kondisi Indonesia dengan kebebasannya yang kebablasan saat ini.