Mungkin ini sudah basi, tapi gak apa-apalah…
Mengikuti kasus temuan blue energy dengan teknologi mata hatinya yang penuh misteri itu membuat saya agak sedikit tersenyum simpul, lebih-lebih temuan ini dengan hebatnya bisa langsung masuk ke lingkungan presiden hanya melalui staf khusus, yang tugasnya bukan ngurusin energi maupun teknologi, tanpa ada keterlibatan dari menteri terkait (seperti Mennegristek atau Mentamben). Lebih hebatnya lagi presiden bisa langsung mempercayai begitu saja teknologi ini tanpa melakukan check and recheck. Yang lebih konyol lagi, menteri-menteri terkait sepertinya tidak mencoba untuk bersikap kritis, memberikan masukkan kepada presiden mengenai “temuan heboh” ini, padahal secara logis tidak mungkin kan kalau mereka tidak tahu sama sekali tentang hal ini. Kalau memang begitu kondisinya, buat apa dong presiden punya menteri? Apa cuman sekedar bagi-bagi kekuasaan? By the way, tentang staf khusus, sepertinya “jabatan tanpa struktur” ini jauh lebih strategis daripada menteri ya?
Oh iya, satu lagi, kalau presiden memang mau membuat kebijakan energi seperti mencari energi alternatif (non-fosil) yang terbarukan atau apapun namanya, mana mungkin juga bisa dibikin seperti dalam cerita Bandung Bondowoso yang bisa bikin candi dalam satu malam atau Sangkuriang yang bisa bikin perahu dalam satu malam. Kalau gak percaya, coba deh lihat cuplikan berita berikut yang saya ambil dari website-nya Ristek (berita tanggal 3 Juni 2008):
“Dalam pertemuan itu Presiden menantang para pakar menemukan sumber energi baru untuk menggantikan sumber energi yang berasal dari fosil. Menurut Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, kepada para peneliti dan ilmuwan Presiden memberi waktu dua pekan untuk menghasilkan energi terbarukan.”
Apakah Mennegristeknya salah denger atau wartawannya yang salah kutip? hihihi…
Blogonesia 